Menurut Sastroamidjojo (1997), daun sirih mempunyai aktivitas antioksidan. Seperti halnya dengan antibiotik, daun sirih juga mempunyai daya antibakteri. Kemampuan tersebut karena mengandung berbagi macam zat yang terkandung di dalamnya. Daun sirih mengandung 4,2 % minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari Chavicol, Euganol, methil eugenol, kavikol, kavibecol dan estragol.
Kusnadi (2015), ektrak daun sirih dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% pada media SDA dapat menghambat pertumbuhan Colletrotichum cocodes. C. Cocodes merupakan spesies cerndawan yang menyebabkan penyakit antraknosa pada buah tomat. Buah tomat yang terserang antraknosa akan terlihat bercak bercak kecil, berair, pada pangkal buah terdapat bercak bercak berwarna ungu. Penyakit antraknosa menyerang hampir seluruh bagian tanaman, yaitu pada daun, batang dan buah matang. Penyakit ini juga dapat menyerang pada seluruh fase pertumbuhan tanaman tanaman bahkan pada saat pascapanen.
Daun sirih mengandung kavikol dan kavibetol yang mempunyai turunan dari fenol yang mempunyai daya anticendawan. selain mengandung senyawa fenol, daun sirih juga mengandung tanin yang bersifat anticendawan (Risnasari, 2002). Tanin dapat menyebabkan kerusakan pada dinding sel cendawan hingga mengubah permiabilitas membran sitoplasma dan akhirnya menyebabkan kebocoran, sehingga beberapa bahan intaseluler seperti elektrolit dan molekul molekul kecil keluar. Menurut Mycek et al (2001), hal ini mengakibatkan kerusakan yanag tetap pada sel dan kematian pada sel cendawan.